NAMA : INDRA
NPM : 19210576
KELAS : 3EA14
MATA KULIAH : Bahasa Indonesia 2 #
DOSEN : NURMANINGSIH
PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi
– proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar
penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Macam-macam
penalaran :
1.
Penalaran Induktif,
Macam-Macam
Silogisme di dalam Penalaran Induktif:
Ø Generalisasi
Ø Analogi
Ø Hubungan
Kausal
2.
Penalaran Deduktif,
Macam-Macam
Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:
Ø Silogisme
Kategorial
Ø Silogisme
Hipotesis
Ø Silogisme
Alternatif
Ø Silogisme
Entimen
a.
Epikherema
b. Entimem
c.
Sorites.
A.
Penalaran Deduktif
Penalaran
Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari
pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu
harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya
dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif
tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Penalaran deduktif juga seperti menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan.
Penalaran deduktif juga seperti menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan.
Ciri-Ciri Paragraf Deduktif
·
Kalimat
utama ada di awal paragraf
- Kalimat disusun dari pernyataan umum yang lantas disusul dengan penjelasan
Contoh paragraf deduktif 1
Ketika
Perang Dunia II, banyak kapal laut logistik Jepang ditenggelamkan oleh armada
perang Amerika. Keadaan itu membuat “negeri matahari
terbit” ini melirik minyak jarak untuk menggerakkan mesin-mesin perangnya.
Tidak hanya truk dan tank, bahkan pesawat terbang pun menggunakan bahan bakar
minyak jarak.
Gagasan utama paragraf
tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu Ketika Perang Dunia II, banyak kapal laut logistik Jepang
ditenggelamkan oleh armada perang Amerika.
Contoh paragraf
deduktif 2
Penggunaan
bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan seragam.
Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat dengan
mudah. Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan
oleh bahasa daerah.
Di lingkungan
persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga dengan baik. Para pemuka
kitapun pada umumnya belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar. Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa pengajaran bahasa
Indonesia perlu ditingkatkan.
Gagasan utama paragraf
tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu Penggunaan bahasa Indonesia di seluruh Indonesia belum seragam.
B.
Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah
suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan
empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat
umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran
deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki
konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan
lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks
ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap
gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan
gejala dan melakukan generalisasi.
Dengan
kata lain penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh
khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran
ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam
masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja
adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan
kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut
mempunyai peluang untukbenar.
Ciri-ciri
Paragraf Induktif :
-
Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
-
Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
-
Kesimpulan terdapat di akhir paragraph
-
Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
-
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraph
-
Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
-
Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan
peristiwa khusus
-
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama
Contoh Paragraf Induktif:
1. Contoh paragraf
induktif pertama.
Setelah diadakan peninjauan ke wilayah kampung XYZ Surabaya, diketahui persentase penggunaan listrik di RW 01 desa tersebut sebanyak 92%. Rumah penduduk yang telah menggunakan listrik, di RW 02 sebanyak 87%, RW 03 sebanyak 100%, dan RW 04 sebanyak 95%. Boleh dikatakan, di Kampung XYZ Surabaya, 93% rumah penduduk sudah menggunakan listrik.
Setelah diadakan peninjauan ke wilayah kampung XYZ Surabaya, diketahui persentase penggunaan listrik di RW 01 desa tersebut sebanyak 92%. Rumah penduduk yang telah menggunakan listrik, di RW 02 sebanyak 87%, RW 03 sebanyak 100%, dan RW 04 sebanyak 95%. Boleh dikatakan, di Kampung XYZ Surabaya, 93% rumah penduduk sudah menggunakan listrik.
2. Contoh paragraf induktif kedua
Di era zaman globalisasi ini, banyak orang yang memiliki Handphone. Itu disebabkan, karena sekarang mereka bisa memiliki Handphone dengan harga murah dan banyak model nya.Bahkan anak sekolah dasar pun tidak mau kalah. Mereka membawa handphone ke sekolah. Begitu juga dengan ibu-ibu.Ibu-ibu zaman sekarang sudah menjadikan handphone sebagai barang wajib yang harus dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa sekarang Handphone dianggap sebagai barang yang sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari.
Di era zaman globalisasi ini, banyak orang yang memiliki Handphone. Itu disebabkan, karena sekarang mereka bisa memiliki Handphone dengan harga murah dan banyak model nya.Bahkan anak sekolah dasar pun tidak mau kalah. Mereka membawa handphone ke sekolah. Begitu juga dengan ibu-ibu.Ibu-ibu zaman sekarang sudah menjadikan handphone sebagai barang wajib yang harus dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa sekarang Handphone dianggap sebagai barang yang sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari.
Narasumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar